Tambah BB Bayi & Toddler Dengan Makanan Tinggi Kalori


Waspada Stunting! Pesan yang selalu disampaikan bidan saat Posyandu. Sudah hampir dua bulan terakhir, kalo pergi ke Posyandu bikin deg-degan dan pulangnya kepala jadi pusing. Pasalnya, si kecil Hanun yang saat itu berusia 10 bulan, berat badannya ga mau naik. Stagnan saja di 8 kg, tidak naik juga tidak turun. Padahal kalo diingat-ingat satu bulan penuh Hanun makannya rutin. Makan utama 3x, diselingi camilan plus masih full ASI juga. Kenapa 100 gram pun BB-nya ga naik. Emak pusing, Buuun!

Mencari-cari apa yang salah dan mengevaluasi, kira-kira apa yang kurang? Oh mungkinkah dari gizi makanannya. Memang Hanun masih belum terlalu banyak diperkenalkan buah dan sayuran. Jikapun sayuran, hanya sebatas sayuran sop yang didalamnya ada wortel, kentang, buncis, kubis. Sesekali saya tambahkan sosis ayam atau sosis sapi. Dan, Hanun approved! Biasanya jika Hanun suka dengan menunya, saya bisa memasak menu yang sama seminggu jadi 2x. Selain itu menu lainnya biasanya telur puyuh kuah santan, atau tumis kecap hati ayam. Itu menu yang berkuah. Sesekali juga Hanun hanya makan "keringan", seperti perkedel, dadar jagung, telur dadar, dan telur rebus jadi favoritnya sih kalo Hanun sudah mulai GTM. Cerita tentang hampir sebulan penuh makan telur rebus, kapan-kapan saya ceritakan juga ya...!

Nah, lanjut ke BB Hanun yang seret padahal sebulan makannya sudah oke. Saya evaluasi mungkin gizi menunya kurang. Atau malah gizi saya sebagai Ibunya yang kurang? Karena Hanun masih full ASI juga, saya malah jadi menyalahkan diri sendiri. Baiklah, masih 1 bulan stuck. PR nih, karena setidaknya sampai golden age Hanun lewat atau minimal 2 tahun, saya harus berikan yang terbaik dan maksimal untuk kesehatan dan tumbuh kembang Hanun. Terlebih, bayang-bayang stunting juga menghantui. Berusaha dan berjuang banget supaya tumbuh kembangnya baik. Karena sejak lahir sampai 8 bulan si kecil selalu terlihat gembul. Masuk fase GTM, bubar jalan... Udah mulai menyusut badannya. :(

Masih dengan rutinitas yang sama, menu sama, makan tidak rewel, saya juga lebih banyak makan dan minum. Bedanya bulan berikutnya saya tambah multivitamin penambah nafsu makan, merk C**vit. Memang sih sesekali anak saya ini menolak makan, tapi ga sampai berhari-hari. Setelah hampir sebulan dijaga jadwal makan plus multivitamin, tibalah harinya untuk posyandu. Kegiatannya ga jauh berbeda. Selain timbang BB, ukur lingkar kepala, diukur pula tinggi badan.

Dan.... Taraaa!

BB tetap. Ga naik, ga turun Buuuun! Ya ampun, kenavaaah.... Beratnya tetap 8 kg. (nangis kejer)

Ingat ya, Mak, Bun, Mommy... BB balita seret, stagnan atau tidak naik hingga 2 bulan berturut-turut, harus segera lapor bidan. Karena mungkin tidak banyak yang terlalu perhatian bahwa di buku KIA, tulisan tebal hitam dibawah halaman kurva BB itu di-warning ya. Dan juga anggapan bahwa "Ngga papa kok ga naik, yang penting makannya tetep doyan." Atau "Ngga papa berat badannya ngga naik, yang penting anaknya tetep aktif kok." Secara medis itu ngga begitu ya, Bun... karena kalo dibiarkan dan ga dicari penyebabnya, kita justru malah menjerumuskan anak kita dalam kondisi stunting (kerdil).

 Alhamdulillah, belajar sedikit-sedikit menjadi Ibu yang baik meskipun belum sempurna ya. Bahwa mentoleransi mitos-mitos atau kebiasaan ibu/orang tua kita jaman dahulu yang kurang masuk diakal, saya pasti akan berpikir ulang untuk melakukannya kepada Hanun. Kalo ngga ngerti atau ngga tahu lebih baik tanya dan konsul ke bidan desa setempat. Kenapa ini menjadi penting, karena setelah menikah saya ikut berdomisili ke tempat suami di desa, yang mana banyak sekali anak-anak disekitar rumah yang mungkin masuk kategori stunting. Tubuhnya kecil dan kurus sekali di usia 4 tahun tingginya seperti usia 2 tahun, meskipun memang anaknya super aktif. Wah, saya ga ingin sampe gagal mengantar Hanun melewati golden age-nya yang hanya 2 tahun ini dan masa pertumbuhan di 1000 hari pertama kehidupan si kecil pasti ga akan bisa terulang lagi. Jadi sebisa mungkin memberikan asupan gizi yang baik dan asupan kasih sayang semaksimal mungkin kepada anak. Itu hak anak yang harus kita berikan lho, Bun.

Nah, setelah itu pulang deh emak dari Posyandu. Dengan muka dan badan lemes. Mencari lagi apa yang salah dan kurang. Googling tentang faktor apa saja yang menyebabkan anak seret BB-nya. Yang saya dapat info dari Google, faktor penyebab berat badan bayi tidak naik, diantaranya :
1. Faktor genetik.
2. Kurang asupan gizi.
3. Bisa mengalami kekurangan gizi. Pada kondisi medis tertentu berakibat:
- Mengalami infeksi.
- Adanya masalah pada usus, jantung, hormon, paru-paru, dan juga hati.

Sampai pada akhirnya Allah menggerakkan saya untuk membuka grup Facebook MPASI yang pernah saya follow sekian  bulan lalu setelah Hanun menginjak usia 6 bulan. Saya scroll grup, mungkin ada menu yang bisa saya tiru dan modifikasi untuk Hanun. Bisa saja Hanun bosan dengan menu masakan saya.

Ngga lama setelah scroll dari atas ke bawah, saya menemukan postingan anggota grup dengan judul "Makanan tinggi kalori penambah BB anak."

Hmm, menarik. Seperti menemukan oase di Gurun Sahara. Setelah saya baca postingan di grup Facebook sampai habis termasuk komentar-komentar netizen yang hampir semuanya emak-emak, banyak ternyata yang mengalami problem seperti saya. Ngga jauh-jauh dari GTM, berat badan seret, dll... Tentu semuanya ingin mencoba menu dari si penulis yang digadang-gadang bisa menambah berat badan anak.

Ngga pake lama ya, Bun, keesokan harinya saya langsung eksekusi. Karena bahan untuk membuat makanan/camilan tinggi kalori ini mudah ditemukan. Resep pertama yang saya recook adalah Puding pisang tinggi kalori. Sebetulnya semua jenis camilannya sederhana, hanya saja untuk menambah jumlah kalori dalam kandungan puding tersebut diperlukan bahan-bahan yang memang tinggi kalori. Seperti menambahkan keju, biskuit fortifikasi, susu UHT, santan dan mentega untuk menambah lemaknya, dll.

Hal yang tidak kalah penting adalah, si kecil juga mau melahap makanan yang kita buat. Dan Alhamdulillah untuk percobaan pertama puding tinggi kalori, Hanun approved! ☺

Semua menua dari akun tersebut saya tiru dan modifikasi sesuai selera anak saya. Melihat komentar dari ibu-ibu yang sudah mencoba bahwa menu-menu makanan dan camilan tinggi kalori tersebut berhasil, sungguh besar harapan saya. Paling tidak, bulan depan anak kenaikan. Minimal 200 gram sesuai kebutuhan minimal usia saat itu. Jadi kepengen cepet-cepet posyandu saat itu. 


search image : google

Dan... Jadwal posyandu tiba. Masih dengan semangat yang kurang paripurna karena juga masih deg-degan, si kecil saya bawa timbang. Nungguin bidan nyebutin angka timbangan, kayak nungguin pengumuman kelulusan, Buuun... MasyaAllah :D

Ternyata, ALHAMDULILLAAAH... bukan sulap bukan sihir! Naik dooong 400 gram. Huhuuu mau nangis.... :') Setidaknya untuk bulan ini ada kenaikan dan bisa bernafas lega. Sambil lalu terus memperbaiki asupan gizi apa saja yang kurang untuk Hanun. 

Nah, mungkin saja untuk para Ibu diluar sana yang juga mengalami hal serupa terkait BB anak yang seret, mungkin juga bisa cek aneka resep makanan ataupun camilan tinggi kalori dari akun facebook/instagram : @fikifransischadewi. Kalo mom fiki baca blog ini pun dengan senang hati pengen ngucapin terima kasih banyak ya Mommy... ☺

Ini resep yang pernah saya recook. Bisa dicoba di rumah ya...

Camilan Puding Tinggi Kalori

Bahan-bahan :

- Setengah bungkus Nutrijell coklat (optional)

- Susu UHT 250 ml/susu dancow bubuk

- Santan Bubuk 1 bungkus

- Mentega 1,5 sdm

- 3 keping biskuit fortifikasi (seperti : SUN, Milna, dll)

- Keju parut secukupnya (optional)


Cara Membuat :

1. Campurkan nutrijell dengan santan cair dan susu UHT, didihkan perlahan.

2. Masukkan mentega

3. Masukkan biskuit fortifikasi yang sudah dihancurkan

4. Terakhir masukkan parutan keju. Jika semua sudah tercampur, pindah ke wadah tahan panas. Dihidangkan dingin lebih enak.

Selamat mencoba!


Ingat, kita harus perhatikan 1000 hari pertama kehidupan bayi kita. Karena momen itu tidak bisa terulang kembali. Waspadai gejala stunting, cegah sedini mungkin.

Baidewe, mom @fikifransischadewi itu dapet resep makanan tinggi kalorinya ga sembarangan, pun bukan karena beliau seorang ahli gizi atau nutritionist ya. Beliau mendapatkan menu tersebut karena awalnya mengalami hal serupa, BB balita nya juga stagnan bahkan cenderung turun. DSA demi DSA pun dikunjungi demi anak sembuh, sampai dapat satu DSA yang berjodoh dengan kesembuhan anaknya, yaitu dengan memperbaiki pola makan dan mencoba menu makanan tinggi kalori yang sudah diperhitungkan oleh dokternya. Dokternya pun mengizinkan untuk di share ke banyak orang lagi. MasyaAllah... Hingga saya pun mendapatkan juga manfaatnya. 

Komentar

Postingan Populer